Jumat, 07 Oktober 2011

Entah Apakah Kau Tau


sepotong siang yang masih menyengat

telah kau berikan padaku
sedang kabut masih tersisa di mata
senyummu belum bisa kuterjemahkan sebagai ayat
maka kesepian makin menggeroti tabir hati
sebab aku belum juga tahu bagaimana bersikap
menerima potongan itu atau mencampakkannya
berulang kau berkata tentang cinta dalam kisah
berulang pula kujawab untuk tak ragu
karena kita tahu seperti apa perjalanan
yang telah ditempuh dengan tawa dan luka

sekarang aku sendiri menapak terowongan hati
tak bisa menulis apapun, meski aku merindukan puisi

aku tak meratapi yang telah terjadi
juga tak peduli meski masa lalu lebih baik dari kini
karena bukan soal kenapa atau apa
lelaki yang telah menyodorkan hati
janganlah kau anggap sekedar sepah tak berarti
sepotong sore yang dengan cepat membeku



telah kukantongi sedari tadi di sakuku
tapi kau tak tahu soal itu
kau lebih suka menyanyikan masa lalu
sembari mencoba menggapai sia-sia
meski sering kuingatkan bahwa itu tak perlu

bagimu yang suka merapal rasa menjadi ingin
dan harus kau jalani meski akan jadi sepi bagiku
semua kadang menjelma permainan belaka
sedang bagiku keindahan belum cukup kuwujudkan puisi
sebab untuk bait-baitnya ada airmata sepi

entah apakah kau tahu itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar