Kamis, 06 Oktober 2011

Sajak ilalang

aku adalah ilalang di tengah rimba belantara

hidupku jauh dari gemerlap dunia

hanya berteman dengan kicau burung dan lolongan serigala

hanya berkawan auman raja rimba dan desisan ular berbisa

hanya bersahabat dengan semilir angin rimba














aku hanyalah sebatang ilalang

tubuhku bergoyang kala ada yang datang

daunku berbisik kala ada yang mengusik

meski hanya sekedar numpang lewat

ataupun menyembunyikan diri dari mara bahaya





aku hanyalah sebatang ilalang

yang terbiasa dengan segala kesunyian

yang terbiasa dengan beragam kenestapaan

yang terbiasa dengan sejuta penantian

yang terbalut dengan ketidakpastian





aku hanyalah sebatang ilalang

yang tumbuh dalam kenestapaan

yang berkembang jauh dari riuh kehidupan

walau dicerca dan ditempa hinaan

aku tetap tersenyum menatap alam yang luas dan gunung yang menjulang







ketika ada yang menghampiriku dengan membawa derita

membawa duka derita dari miskin dan papadia akan menganggapku sebagai sahabat

dia akan menganggapku tempat berlindung

dia jadikan aku penghadang terik matahari

dia jadikan aku penghangat dari dingin udara malam

dia anggap aku bagian dari istananya





namun………





ketika dia mulai merasa tumbuh dengan keindahannya

ketika dia mulai bisa menikmati nikmatnya jagat raya

ketika dia bisa meraih seonggok permata

perlahan diriku diturunkan dari istananya

perlahan diriku dilepas dari dinding persembunyiannyadibuang dan dibakar karna aku sudah tidak berguna





aku hanya ilalang yang terbiasa dihina

dibuang, diinjak dan dicerca

aku hanya sebatang ilalang

yang tetap tersenyum meski dianggap takberguna

mungkin memang sudah lupa dan sudah biasa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar